Minggu, 18 Februari 2018

Rindu?


Rindu? - sebuah kata yang terasa mudah untuk dilisankan, tapi entah mengapa ternyata lidah belum bisa menjelasakan kata itu dengan baik sehingga menimbulkan pemahaman berbeda bagi setiap orang yang merasakannya. Belakangan ini aku merasa sedikit lebih memahami arti dari kata rindu ini. Ternyata rindu itu terasa menyiksa jika kita belum bisa bertemu dengan orang yang kita rindui. 

Namun ia akan terasa lebih indah saat mata telah bertemu dengan sosok yang dirindui.
Waktu bagai roda yang terus berputar tanpa henti, lambat tapi pasti kita berevolusi baik secara fisik, wawasan, kehidupan, dan lain sebagainya. Mungkin dulu kita masih sendiri, namun sekarang sudah ada seorang istri yang mendampingi. Itu merupakan contoh bagaimana waktu membuat kita berubah. Begitu pula perasaan, aku yang dulu hanya memahami arti Rindu itu hanya untuk orang tua ku, namun kini kata rindu sudah ku sisipkan pada relung hati untuk sosok wanita yang menjadi pandamping hati.

Wanita yang ku seharusnya ku rindu sudah hadir saat ini, sungguh Allah maha mendengar dari setiap untain doa dari hambanya. Allah berikan yang terbaik daripada yang kita minta, Allah Hadirkan bidadari walaupun kita hanya berharap manusia, dan Allah pertemukan tulang rusuk kita yang hilang walau diri ini masih kuat untuk tetap berdiri. Sungguh nikmat tuhan Mu yang mana lagi yang mau kamu dustakan.

Saat sosok yang dirindui sudah kau temukan, sungguh perpisahan dan jarak bagaikan tusukan pedang yang menyakitkan, sedangkan pertemuan adalah kebahagian yang tak tergantikan. Begitu lah yang ku rasakan, ntah mengapa jiwa terasa hampa, waktu terasa berhenti, dan memandang dunia hanya terlihat wajahnya. Berdamai dengan hati mungkin adalah salah satu cara yang bisa ku lakukan saat ini.

Namun aku percaya pada sang pemberi rasa ini. Allah hadirkan dia karena ingin melengkapi hidup ku ini. Jika kata menunggu itu adalah sebuah aktivitas yang tidak disukai orang pada umumnya, namun biarlah rasa ini kutitipkan padanya hingga sang pemberi rasa mempertemukan kami. Walau jarak memisahkan tapi hati sedikitpun tak pernah lupa pada sang pemilik hati. 

Aku berharap niat baik ini segera terlaksana dan Allah meridoi langkah kami untuk segera menyempurnakan seaparuh agama ini. Tangung jawab sebagai imam untuk ku kepada calon istri ku siap harus ku laksanakan.
                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar