Siapa Itu Cinta ? - Pada pembahasan
sebelumnya “Ada Apa Tentang Cinta” saya memberikan opini dari sudut pandang
saya tentang cinta. Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan nafsu, manusia
telah menjadi sosok khalifah dimuka bumi ini. Sebab tidak ada satu mahkluk pun
dimuka bumi ini yang mampu menerima amanah itu selain manusia.
Mengapa
demikian? Sebab amanah yang dititipkan kepada kita yang berupa akal dan nafsu
tersebut mampu menjadikan kita orang yang paling mulia didunia ini dan juga
mampu menjadikan kita orang yang pling hina diatas muka bumi ini jika tidak
dipergunakan dengan baik.
Jadi sebagai
manusia sudah seharusnya kita bertindak menggunakan akal dan tidak serta merta
hanya mengedepankan nafsu saja. Kembali pada tema tentang Cinta, pada fenomena
yang terlihat di masyarakat, para muda mudi saat ini banyak yang jatuh pada
lubang kemaksiatan yang katanya sih atas nama cinta. Boleh saya tegaskan
persepsi itu salah besar itu bukan cinta tapi nafsu. jika perbuatan yang
melanggar norma tanpa ada ikatan yang sah dilakukan diatasnamakan cinta maka
serendah itukah nilai cinta? Saya kembalikan kepada para pembaca untuk
menjawabnya.
Pernah
saya mendengar lagu yang kalau tidak salah berjudul “Cinta Tanpa Logika”. Sebagian
mungkin setuju dengan judul lagu itu. Namun saya berusaha mengupas sedikit
mengenai judul lagu tersebut. Kenapa bisa terjadi cinta yang tanpa logika,
sebab saat cinta hadir kita lupa bahwa logika yang berupa akal harus juga kita
gunakan. Tidak ada yang salah soal cinta dan jatuh cinta pada seseorang, itu hal
yang lumrah dan merupakan hakikat sebagai manusia yang tak terbantahkan untuk
mempunyai ketertarikan pada lawan jenis (manusia normal).
Namun
cinta juga perlu diarahkan dan cinta juga harus menggunakan logika. Jika sosok
orang yang tersebut mampu membuat kita lebih baik dan kita melihat ada masa
depan yang cerah padanya bisa kita teruskan tapi tetap pada batas-batas norma. Namun
jika sosok yang kita cintai tersebut katakanlah membuat kita lebih buruk dan
cendrung kearah yang tidak baik, saran saya sebaiknya cinta anda ditinjau
kembali.
Pada konteks
ini saya tidak mengartikan cinta yang logika itu seperti sosok yang kita cintai
itu harus kaya, berpendidikan, dari keluarga yang baik, punya pekerjaan yang
jelas, dll. Namun cinta yang logika yang saya maksud adalah cinta yang saat
kamu melihatnya dan kepribadiannya, kamu yakin dia bisa menjadi sosok yang akan
menjadikanmu sesorang yang lebih baik atau masa depanmu terlukis indah
bersamanya. Disinilah letak sudut pandang logika diperlukan.
Terus timbul
pertanyaan, jika sosok yang kita sebut baik dan kita telah memutuskan untuk
mencintainya, tapi setelah kita menjalninya dan katakanlah menikah dengannya
fakta yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang kita harapkan maka apa
kesalahan itu pada kita? Dan apakah itu takdir kita?
Untuk menjwab
pertanyaan tersebut perlu kita kaji terlebih dahulu apakah neraca yang kita
gunakan sebagai alat ukur itu sudah benar. Jika dalam islam Kriteria memilih
pasangan ada 4 yaitu, agama, parasnya, keturunannya, dan hartanya. Namun kita
boleh menambah kriteria tersebut selama itu positif dan bermanfaat untuk kita. Namun
disaat kita menemukan jalan buntu karena kebingungan, maka kembalilah lihat
yang utamanya adalah agama nya.
Pembahasan
Tentang Cinta ini akan kita lanjutkan pada postingan saya yang berikutnya
tanggal 12 Februari
2018 nanti, terima kasih
telah meluangkan waktu mambaca tulisan saya ini…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar