Selasa, 06 Februari 2018

Siapa Itu Cinta ?


Siapa Itu Cinta ? - Pada pembahasan sebelumnya “Ada Apa Tentang Cinta” saya memberikan opini dari sudut pandang saya tentang cinta. Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan nafsu, manusia telah menjadi sosok khalifah dimuka bumi ini. Sebab tidak ada satu mahkluk pun dimuka bumi ini yang mampu menerima amanah itu selain manusia.

Mengapa demikian? Sebab amanah yang dititipkan kepada kita yang berupa akal dan nafsu tersebut mampu menjadikan kita orang yang paling mulia didunia ini dan juga mampu menjadikan kita orang yang pling hina diatas muka bumi ini jika tidak dipergunakan dengan baik.

Jadi sebagai manusia sudah seharusnya kita bertindak menggunakan akal dan tidak serta merta hanya mengedepankan nafsu saja. Kembali pada tema tentang Cinta, pada fenomena yang terlihat di masyarakat, para muda mudi saat ini banyak yang jatuh pada lubang kemaksiatan yang katanya sih atas nama cinta. Boleh saya tegaskan persepsi itu salah besar itu bukan cinta tapi nafsu. jika perbuatan yang melanggar norma tanpa ada ikatan yang sah dilakukan diatasnamakan cinta maka serendah itukah nilai cinta? Saya kembalikan kepada para pembaca untuk menjawabnya.

Pernah saya mendengar lagu yang kalau tidak salah berjudul “Cinta Tanpa Logika”. Sebagian mungkin setuju dengan judul lagu itu. Namun saya berusaha mengupas sedikit mengenai judul lagu tersebut. Kenapa bisa terjadi cinta yang tanpa logika, sebab saat cinta hadir kita lupa bahwa logika yang berupa akal harus juga kita gunakan. Tidak ada yang salah soal cinta dan jatuh cinta pada seseorang, itu hal yang lumrah dan merupakan hakikat sebagai manusia yang tak terbantahkan untuk mempunyai ketertarikan pada lawan jenis (manusia normal).

Namun cinta juga perlu diarahkan dan cinta juga harus menggunakan logika. Jika sosok orang yang tersebut mampu membuat kita lebih baik dan kita melihat ada masa depan yang cerah padanya bisa kita teruskan tapi tetap pada batas-batas norma. Namun jika sosok yang kita cintai tersebut katakanlah membuat kita lebih buruk dan cendrung kearah yang tidak baik, saran saya sebaiknya cinta anda ditinjau kembali.

Pada konteks ini saya tidak mengartikan cinta yang logika itu seperti sosok yang kita cintai itu harus kaya, berpendidikan, dari keluarga yang baik, punya pekerjaan yang jelas, dll. Namun cinta yang logika yang saya maksud adalah cinta yang saat kamu melihatnya dan kepribadiannya, kamu yakin dia bisa menjadi sosok yang akan menjadikanmu sesorang yang lebih baik atau masa depanmu terlukis indah bersamanya. Disinilah letak sudut pandang logika diperlukan.

Terus timbul pertanyaan, jika sosok yang kita sebut baik dan kita telah memutuskan untuk mencintainya, tapi setelah kita menjalninya dan katakanlah menikah dengannya fakta yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang kita harapkan maka apa kesalahan itu pada kita? Dan apakah itu takdir kita?

Untuk menjwab pertanyaan tersebut perlu kita kaji terlebih dahulu apakah neraca yang kita gunakan sebagai alat ukur itu sudah benar. Jika dalam islam Kriteria memilih pasangan ada 4 yaitu, agama, parasnya, keturunannya, dan hartanya. Namun kita boleh menambah kriteria tersebut selama itu positif dan bermanfaat untuk kita. Namun disaat kita menemukan jalan buntu karena kebingungan, maka kembalilah lihat yang utamanya adalah agama nya.

Pembahasan Tentang Cinta ini akan kita lanjutkan pada postingan saya yang berikutnya tanggal 12 Februari 2018 nanti, terima kasih telah meluangkan waktu mambaca tulisan saya ini…  
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar