Selasa, 20 Maret 2018

Surat Cinta Untuk Istri Ku


Surat Cinta Untuk Istri Ku Sudah kurang lebih 10 hari kita menjadi pasangan suami istri yang di sahkan menurut agama dan Negara. Awal kehidupan baru telah dimulai sekarang yang disebut bahtera rumah tangga. Jangkar telah ditarik, semua orang bersuka cita dan mengucapkan ribuan selamat di hari pernikahan kita. Bibir ini tak hentinya mengucapkan kata “Amin” di hari itu dengan penuh harap setiap ucapan doa dari mereka yang dengan ikhlas untuk kita dapat membuat kita kuat mengarungi kehidupan rumah tangga nantinya.

Taukah kau istri Ku? Air mata suami mu ini tak hentinya menangis disaat detik-detik ayah mu yang telah berwakil wali menikahkan aku dengan mu. Sungguh saat khutbah nikah dibacakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) membuatku tak dapat membendung air mata ku ini. Begitu besar amanah yang telah diserahkan kepada ku agar dapat menjadi imam dan membimbing mu dalam meraih ridho Allah. Bantulah aku istri Ku agar aku dapat menunaikan amanah ini dan menjadi pemimpin yang bijaksana dan mampu membahagiakan mu.

Aku memahami peristiwa sakral yang disebut akad nikah itu mempunyai makna hakikat yang begitu mendalam hingga sebab itulah air mata ku juga tak bisa dapat kutahan. Disaat aku dan wakil wali atas dirimu sudah melakukan ijab dan qabul serta para saksi mengatkan “Sah” maka detik itu juga Allah dan malaikat ikut menjadi saksi bahwa aku telah bersedia dengan ikhlas menerima mu sebagai istri dan amanah untuk ku. Maka detik itu juga, dosa mu sudah menjadi dosa ku, baik mu menjadi baik ku, buruk mu menjadi buruk ku, salah mu menjadi salah ku, benar mu menjadi benar ku, bahagia mu menjadi bahagia ku, sedih mu menjadi sedih ku, tawa mu menjadi tawa ku, senyum mu menjadi senyum ku, surga mu menjadi surga ku dan neraka mu menjadi neraka ku.

Peristiwa sakral itu sungguh tidak akan pernah bisa ku lupakan istri ku. Kini kau telah menjadi pelengkap tulang rusuk ku yang hilang. Aku akan berusaha sekuat tenaga ku untuk membahagiakan mu dan mengantarkan mu menuju ridho Nya. Sungguh itu adalah prioritas dan kewajiban ku saat ini sebagai suami Mu. Sungguh aku sangat bersyukur Allah telah memberikan dan mengamanahkan diri Mu pada Ku. Aku berharap dirimulah istri Ku dunia dan Akhirat, Amin.

Pernikahan ini bukanlah akhir dari sebuah perjuangan cinta istri Ku, namun ketahuilah pernikahan ini merupakan titik awal kita untuk memulai membangun bahtera rumah tangga. Tentunya setiap rumah tangga pasti memliki ujian, pasang surut, tangis dan tawa, turun naik, asam dan manis, serta warna warni kehidupan. Sebagai suami dan imam untuk Mu, aku wajib menjaga keutuhan semua itu. Setelah Allah dan Rasul, engkaulah orang yang sangat aku butuhkan dan mendampingi Ku. Terima kasih Istri Ku telah bersedia menerima aku menjadi suami Mu, aku sadar suami Mu ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Aku Berharap kita dapat segera mewujudkan dan menjadi keluarga sakinah, mawadah, dan warohmah, Amin.    
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar